Balitbangtan Gelar Bedah Buku Menuju Pertanian Modern Berkelanjutan
By Admin
nusakini.com - JAKARTA - Perspektif pembangunan modern dan berkelanjutan seyogyanya menjadi spirit dari arah ideal pembangunan pertanian dengan berorientasi pada kesejahteraan petani. Marwah utama implementasi pembangunan pertanian ke depan adalah kemampuan dan kekuatan inovasi sehingga produk pertanian memiliki keunggulan efisiensi dan daya saing.
Kepala Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) Muhammad Syakir menyampaikan hal ini dalam sambutan yang dibacakan Sekretaris Balitbangtan, Muhammad Prama Yufdy pada Bedah Buku Menuju Pertanian Modern Berkelanjutan di Jakarta, Kamis (31/5/2018).
“Dalam mendorong dan mempercepat implementasi pembangunan pertanian modern di era industri 4.0, Balitbangtan memposisikan diri sebagai ‘garda terdepan’ untuk menghasilkan beragam inovasi tepat guna dan futuristik guna membangun precision agriculture yang dapat memastikan perlakuan presisi di sepanjang rantai pasok dari hulu hingga hilir secara terintegrasi, untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi dan daya saing,” kata Kepala Balitbangtan.
Pada 2017, Balitbangtan menginisiasi kegiatan analisis kebijakan lintas bidang disiplin dengan topik “Memperkuat Kemampuan Inovasi Pertanian dalam Rangka Mewujudkan Kesejahteraan Petani”. Kegiatan tersebut menghasilkan tiga publikasi buku sintesa kebijakan, salah satunya berjudul “Menuju Pertanian Modern Berkelanjutan”.
Secara keseluruhan, buku tersebut merupakan wujud kristalisasi hasil pemikiran dan pengalaman baik dari para pakar, ilmuwan dan peneliti serta praktisi di sektor pembangunan pertanian. Buku ini sekaligus knowledge management bagi organisasi untuk terus dinamis dan tumbuh sebagai fast learning organization dalam memberikan karya terbaik dan berkontribusi mendukung pencapaian sasaran-sasaran strategis Kementerian Pertanian (Kementan) yang semakin kompleks, pada era menuju Industri Pertanian 4.0.
Kepala Balitbangtan berharap melalui bedah buku ini dapat disusun poin-poin rekomendasi dalam rangka membangun dan mendorong implementasi pertanian modern dan berkelanjutan. Kegiatan ini juga diharapkan bisa memperkuat jejaring kerja dengan berbagai pihak, sehingga Balitbangtan semakin berperan dan berkontribusi mewujudkan sasaran strategis Kementan melalui pemanfaatan inovasi teknologi pertanian.
“Saya ingatkan bahwa masih diperlukan upaya dan kerja keras serta dukungan berbagai pihak agar pertanian rakyat yang menjadi basis dari sistem pertanian di Indonesia terus berproses, bergerak pada lintasan yang tepat menuju pertanian modern dan berkelanjutan,” pungkasnya.
Hermanto Siregar, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM), Institut Pertanian Bogor sebagai salah satu pembahas mengatakan topik pertanian modern berkelanjutan sangat kontekstual di era Revolusi Industri 4.0. Pada era ini pertanian harus dimodernisir dengan cara-cara luar biasa agar tidak rusak diterpa gelombang Industri 4.0, dan harus dipastikan keberlanjutannya.
Menurut Hermanto, modernisasi selama ini lebih banyak ditekankan pada upaya peningkatan efisiensi teknis melalui hard innovation, misalnya peningkatan produktivitas. Sementara peningkatan efisiensi alokatif melalui soft innovation seperti terobosan kebijakan dan kelembagaan mendapat bobot perhatian lebih rendah.
Dengan industri 4.0, sumber kemajuan pertanian semakin beragam. Salah satunya inovasi pembiayaan seperti fintech, sistem logistik yang lebih efisien, multi-supply/value chain, dan lain-lain seiring dengan perkembangan industri 4.0. “Semua ini perlu dipertimbangkan untuk penyusunan agenda riset Balitbangtan ke depan,” lanjutnya.
Hermanto menilai, buku yang berisi sintesis dari serangkaian riset dan buah pemikiran ini cukup komprehensif dan koheren, sehingga cukup layak menjadi rujukan kalangan akademisi maupun praktisi dan mahasiswa. (p/ma)